Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak2nya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini.Petang itu dia melihat peristiwa mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia).Di tempat itu tengah berlangsung darah dan nyawa.Beribu0ribu jiwa yang x berdosa gugur di bumi Andalusia.Di hujung kiri lapangan,beberapa puluh wanita berhijab digantung pada tiang2 besi yang terpancang tinggi.Tubuh mereka yang bergantung itu ditiup angin petang yang kencang membuatkan pakaian muslimah yang dikenakan berkibar2 di udara.Sementara,d tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup2 pada tiang2 salib,hanya kerana x mahu memasuki agama para rahib.
Seorang kanak2 lelaki yang comel dan tampan,berumur sekitar 7 tahun,malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap.Korban2 kebiadaban itu telah syahid semuanya.Kanak2 comel itu menitiskan air matanya menatap sang ibu yang terkulai lemahdi tiang penggantungan.Perlahan-lahan kanak2 itu mendekati tubuh sang Ummi yang sudah x bernyawa,sambil menggayuti abinya.Sang anak itu berkata dengan suara parau,"Ummi,Ummi,mari kita pulang.Hari sudah malam ni.Bukankah Ummi telah berjanji akan mengajarkan aku lagi tentang alif,ba,ta,tsa...?Ummi ,cepat pulang ke rumah,Ummi..."Budak kecil itu akhirnya menangis keras ,ketika sang ummi x juga menjawab kata-katanya.Dia semakin bingung dan takut,tidak tahu apa yang perlu dilakukan.Untuk pulang ke rumah pun,dia tidak tahu arah.Akhirnya kanak2 kecil itu berteriak memanggil bapanya.
"Abi...Abi...Abi.."
Namun,dia segera berhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret keluar dari rumah oleh beberapa orang berseragam.
"Hei...siapa kamu???"jerita segerombolan orang yang tiba2 mendekati budak tersebut.
"Saya Ahmad Izzah,sedang menunggu Ummi.."jawabnya memohon belas kasih.
"Hah?!siapa namamu budak?!Cuba ulangi!"bentak salah seorang dari mereka.
"saya Ahmad Izzah..."dia kembali menjawab dengan agak kasar.
Tiba2...
"PANG!!"
Sebuah tamparan mendarat ke pipi si kecil.
"Hei,budak! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh.Aku benci namamu.Sekarang aku tukar namamu dengan nama yang lebih baik.Namamu sekarang,Adolf Roberto.Awas!Jangan lagi kau sebut namamu yang hodoh itu.Klaau kau sebut lagi nama lamamu itu,kau akan kubunuh!",ancam laki-laki itu.Budak itu menggigil ketakutan semabri tetap menitiskan air mata.Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi.Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka.
Adolf Roberto sedar dari lamunannya yang panjang.Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan.Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz.Dia mencari-cari sesuatu di pusat lelaki itu.Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam',ia berteriak..
"Abi...Abi..Abi.."
Dia pun menangis,x ubah seperti Ahmad Izzah dulu.Fikirannya terus bergelut
denagn masa lalunya.Dia masih ingat bahawa buku kecil yang ada dalam genggamannya itu adalahKitab Suci milik bapanya,yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.Dia juga ingat betul bahawa ayahnya mempunyai 'tanda hitam' di bahagian pusat.Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua yang lemah itu.Tampak skali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini.Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam,saaat itu dengan spontan menyebut..
"Abi..aku masih ingat alif,ba,ta,tsa.."hanya sebaris kata itu yang masih terakam di benaknya.Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada air hangat membasahi wajahnya.Dengan tatapan samar,dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya kini sedang memeluknya.
"Tunjuki aku pada jalan yang engkau tempuhi,Abi.Tunjukkan aku jalan itu.."Terdengar suara Roberto meminta belas.
Sang ustaz menagtur nafasnya untuk berkata-kata,lalu memejamkan matanya.Air matanya pun turut berlinang>Apa tidaknya,jika setelah berpuluh-puluh tahun,dia masih berkesempatan menemui dengan buah hatinya di tempat ini.Sungguh ini tidak masuk akal.Ini semuanya bukti kebesaran ALLAH.Sang abi,dengan susah-payah berkata,"Anakku,pergilah ke Mesir.Di sana ada banyak saudaamu>Katakan saja bahawa engkau kenal dengan Syeikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy.Belajarlay engkau dia negeri itu..."
Setelah selesai berpesan pada anaknya,sang abi menghembuskan nafasnya yang terakhir denganberbekal kalimah indah...'Asyhadu anla ilaaha ilALLAH,wa asyhadu anna MUHAMMAD rasulullah..'
Beliau pergi menemui RABBnya dengan tersenyum,setelah sekian lama berjuang di bumi fana ini.
Kini,Ahmad Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir.seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya,ISLAM sebagai ganti kekafiran di masa muda yang sempat disandangnya>Banyak pemuda Islam dari pelbagai pelosok berguru dengannya...Al-Ustaz Ahmad Izzah Al-Andalusy.
Benarlah firman ALLAH..
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ALLAH,tetaplah atas fitrah ALLAH yang menciptakan manusia menurut fitrahnya itu.Tidak ada perubahan atas fitrah ALLAH.Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"(QS,30:30).
Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir iaitu...
As-Syeikh Mustafa Al-Basri telah menegaskan dalam bukunya...
sekularisme yang memishkan ajaran agama dan kehidupan dunia merupakan jalan yang paling mudah untuk menjadi murtad.
0 comments:
Post a Comment